ANALISIS DATA
DAN PEMBAHASAN
Tabel Karakteristik Responden
Keterangan
|
Jumlah Responden
|
1. Usia
Pemilik / Pengelola
a.
20 - 30 tahun
b.
> 30 - 40 tahun
c.
> 40 - 50 tahun
d.
> 50 tahun
|
1
orang
8
orang
9
orang
1
orang
|
2. Tingkat Pendidikan / Pengelola
a.
SD
b.
SLTP
c.
SMA
d.
Sarjana
|
6
orang
2
orang
6
orang
5
orang
|
3. Masa Kerja
a.
1 - 5
tahun
b.
6 - 10
tahun
c.
11 - 15
tahun
d.
16 - 20
tahun
e.
> 20 tahun
|
7
orang
6
orang
4
orang
1
orang
1
orang
|
4. Yang
Merintis Usaha
a.
Orang tua
b.
Suami
c.
Diri Sendiri
d.
Bersama orang lain
|
4
orang
2
orang
12 orang
1
orang
|
5. Bidang
Usaha
a.
Sepatu / sandal
b.
Percetakaan
c.
Keramik
d.
Konveksi
e.
Aneka Usaha lain
|
2
orang
4
orang
2
orang
3
orang
9
orang
|
6. Pengalaman
sebelum menekuni Usaha
a.
Berpengalaman
b.
Tidak berpengalaman
|
11
orang
8 orang
|
1.Analisis Data
1.2. Gambaran Industri Aneka dan Tekstil Yang
Telah dinilai Potensial
a. Aspek Permodalan
Sebagian besar permodalan
bersumber dari milik sendiri yaitu 57,89 %, sehingga umumnya perusahaan kecil
tidak berpengaruh adanya kenaikan nilai dollar dan adanya kenaikan suku bunga bank. Modal
rata-rata yang dimiliki Rp. 50.000.000,0 s/d Rp. 100.000.000,-. Umumnya industri kecil kurang memiliki akses memperoleh pinjaman,
hal ini disebabkan dokumentasi atas kegiatan belum memadai, khususnya berkaitan
dengan pembukuan, oleh karena itu pengelola tidak memiliki informasi yang cukup
mengenai kinerja financial usaha yang dicapai. Dengan demikian akan terjadi
kesulitan melakukan pinjaman di bank
atau proposal yang diajukan untuk memperoleh dana sangat diragukan
validitasnya.
Modal
pinjaman sebagian kecil dibiayai dengan kredit perbankan yaitu 15,79 % . apabila perusahaan mengalami
kesulitan uang, maka alternatif yang dilakukan adalah memprioritaskan kebutuhan
mendesak dan menundah kebutuhan lainnya. Semakin perusahaan tahu akses modal
cenderung untuk memanfaatkannya, tanpa dipertimbangkan rencana dan tujuan
penggunaan yang jelas, sehingga terlalu banyak kewajiban atau hutang yang harus
dibayar sementara pendapatannya tetap, walaupun pendapatannya naik, tapi kurang
proposional dengan hutang yang dibayar. Secara umum perusahaan sudah memisahkan
keuangan keluarga dan keuangan perusahaan.
Industri kecil umumnya, kurang setuju adanya kerjasama dengan pihak lain
dalam hal permodalan, hal ini dilakukan karena adanya kekawatiran adanya ikut
campur dalam pengelolaan usahanya dan pada akhirnya akan mengusai usahanya.
b. Aspek Produksi
1. Desain
produk
Desain produk
cenderung selalu berubah,hanya meniru produk lain yang sudah ada dipasaran,
perusahaan kurang berani mengubah desain produknya karena takut kehilangan
pasar, sehingga sebagian besar membuat desain produknya hanya mengikuti order
dari pembelinya atau melakukan variasi produk sesuai dengan kebutuhan pasar,
sering melakukan pengawasan pasar serta melakukan penetapan waktu produksi
untuk menghadapi permintaan produk.
2. Bahan Baku
Sumber
bahan baku yang
digunakan sebagian besar bahan baku
lokal atau berasal dari daerah sekitarnya, pembelian bahan baku rata-rata secara tunai. Karena tidak pernah membuat perjanjian secara
tertulis dengan supplier untuk mendapatkan bahan baku
secara kontiyu, sehingga bahan baku menjadi masalah yang
serius di proses produksi ketika ada permintaan mendadak atau kelangkaan bahan baku di pasaran, tapi
sebagian perusahaan telah melakukan persediaan bahan baku untuk menghadapi permintaan yang
mendadak.
3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja
yang ada pada industri aneka rata-rata berpendidikan rendah, untuk itu
perusahaan selalu mendorong karyawan
bekerja lebih trampil dan menciptakan cara –cara kerja yang efisien. Pada
umumnya pimpinan /pengelola perusahaan lebih mudah mengendalikan atau melakukan
pengawasan tenaga kerja (karyawan), karena pimpinan langsung dapat memantau
langsung terhadap masing-masing karyawan
ketika bekerja. Yang perlu
diperhatikan mengenai tenaga kerja, kurangnya tambahan pengetahuan dari pihak
perusahaan atau bekerja sama dengan pihak
diluar perusahaan untuk
memberikan pelatihan atau memberikan pengetahuan bagaimana dapat bekerja yang
produktif dan lebih baik.
4. Alat Produksi
Sebagian besar menggunakan alat produksi sederhana untuk proses
produksi, umumnya mesin yang digunakan berumur tua, dan kurang didukung adanya
sumber daya yang memadai, sehingga perusahaan
kurang dapat menghasilkan produk
yang bermutu tinggi, dan terjadi produktivitas rendah yang berakibat terjadi
biaya tinggi, dan akhirnya perusahaan
kecil kalah bersaing harga dengan perusahaan menengah dan besar, disamping itu
perusahaan kurang mampu mengakses informasi yang berkaitan dengan hasil
penelitian pusat litbang dan perguruan tinggi.
c. Aspek Pemasaran
Gambaran penggunaan saluran distribusi
pemasaran atau penjualan yang dilakukan selama ini dapat dilihat tabel. Saluran
distribusi yang dilakukan sebagian besar pemasaran produk aneka umumnya masih
menggunakan pendekatan tradisional, mendistribusikan barangnya terbatas pada
penyalur yang dikenal, kurang mengetahui distribusi lanjutan atas produknya. Kecenderungan cara memasarkan
produk melalui pesanan, bila produk telah terjual, penjual cukup puas dan akses
ke pasar mudah dilakukan, sebenarnya
pasar yang dicapai terbatas, dan kurang dapat berkembang, hal ini dibuktikan
adanya cukup puas bila produknya terjual .
Secara umum perusahaan belum menggunakan
sarana promosi penjualan secara tepat, cara promosi penjualan yang
dilakukan sebagian besar melalui merk
yang ada pada kemasan produk, adapun
pameran belum banyak diikuti, hal ini sebabkan karena faktor biaya pameran
relatif tinggi bagi usaha kecil.
Kecenderungan
perusahaan memiliki percaya diri tanpa bantuan orang lain usahanya dapat
berjalan terus, terdapat upaya untuk memperbaiki kondisi perusahaan secara
seksama, sehingga reputasi perusahaan sangat tergantung pada kemampuan yang
dimiliki, sebenarnya terdapat inisiatif untuk memajukan perusahaan, hanya
karena terbatas pengetahuannya, maka seringkali hal yang dilakukan sebenarnya
sudah lama dilakukan pihak lain.. Hal ini seharusnya pemerintah memberikan
batasan produk-produk tertentu yang diperbolehkan produksi hanya perusahaan
kecil, untuk perusahaan besar dan menengah tidak diperbolehkan, atau ada
kebijakan pemerintah untuk membangun jaringan usaha kecil dengan usaha besar dalam hal memasarkan
produk yang dihasilkan usaha kecil.
f. Aspek Keunggulan
Kompetitif (data pendukung)
Nilai keunggulan kompetitif menunjukkan kondisi yang
menyebabkan perusahaan beroperasi secara
kontinyu di daerah tersebut dan mempunyai dasa operasi yang semakin kuat. Berdasarkan
hasil perhitungan table diatas , Kualitas produk dibandingkan dengan hasil industri
sejenis secara umum, perusahaan menilai
hasil produksinya baik, bila dilihat dari sisi ketahanan produk, daya tarik
produk, desain produk, dan kemasan, ini menunjukkan tingkat percaya diri sangat
tinggi bahwa hasil produksinya bila dibandingkan industri lain sejenis lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar